Followers

Monday, December 24, 2012

Seorang yahudi ekstrim akhirnya memeluk Islam



Mikhail Chernovska adalah seorang Yahudi Ekstrimis yang menyatakan keislamannya, mendedahkan semangatnya ingin melihat Khilafah islamiyyah tegak dengan Al-Quds sebagai ibukotanya. “Sungguh aku telah mendapat petunjuk. Sebabnya hanya satu, kerana aku ingin mencari kebenaran “ungkap Mikhail.Hal ini dismapaikan oleh laman harakatut tauhid Al-islamy selasa 8 November 2011.
Mikhail mempunyai nama hijrah Muhammad Al-Mahdi mirip dengan nama seorang imam yang dijanjikan Rasulullah SAW di akhir zaman yang akan membawa keadilan dan menegakkan Dinullah dimuka bumi. Mahdi adalah seorang Yahudi yang berasal dari Azerberijan yang kemudian berhijrah ke Palestin setelah masuk Islam.

Tempat tinggal Mahdi sekarang tepat di kota Hebron tepi barat. Ia lahir di baku, Azerbeijan 37 tahun yang lalu. Lelaki asal Azerbeijan ini hidup di tengah-tengah keluarga yang ektrim. Ia hijrah ke Israel pada awal 90an.


Hebron adalah tempat pembunuhan seorang Yahudi radikal, Baruch Goldstein, di gua para leluhur. Pada saat itu ada sekitar 29 muslim yang merasakan pengaruh dari pembunuhan tersebut. maka bersamaanitu Mahdi memutuskan untuk pindah ke pemukiman Kiryat Arba, di mana dia tinggal bersama pahlawan dalam pandangannya pada waktu itu, Goldstein, dan bergabung dengan penduduk ekstremis.

Dia menambah bahawa perbincangan agama dan falsafah dengan seorang Palestin yang mempunyai Kraja, untuk memperbaiki kereta di Hebron, membuatnya meninjau pandanganya secara berperingkat, sehingga masuk Islam dan kembali ke Baku dalam rangka menikahi seorang Muslimah. Mahdi mendedahkan bahawa ia mendapat sambutan yang hangat dari jirannya yang baru di Hebron, walaupun darahnya Yahudi.
Ia mendedahkan kepada wartawan AFP apabila mengunjunginya di rumah “Aku dulu penduduk ekstrimis dan bermusuhan dengan mereka, tapi mereka melayan aku seperti seorang kakak bagi saya dan menawarkan bantuan” kenang Muhammad Al-Mahdi. Fakta yang merujuk pada kehidupan Mahdi, di Kiryat arba, seolah-olah tidak mungkin, setelah ia masuk Islam dan berkahwin dengan Sabina muslimah. Yang mempunyai 4 anak setelah hidup bersamanya. “Parta penduduk menyerang saya beberapa kali, dan melemparkan batu di rumah saya, dan menulis slogan-slogan di dinding mengundang saya untuk meninggalkan tempat itu” ujar lelaki berusia 37 tahun itu.

Dia menambah “Kemanapun kita pergi kita mengalami gangguan, kerana isteri saya mengenakan tudung, dan berulang kali dipersoalkan oleh pasukan keselamatan, tapi yang aku peduli adalah bahawa anak-anakku hari ini adalah Muslim, dan mengikuti agama yang telah aku pilih”. Ia sangat bersemangat untuk melihat Khilafah Islamiyyah tegak dengan Al-Qus sebagi ibukotanya.

Ia menegaskan: “Saya menyedari bahawa agama Yahudi ada banyak yang percanggahan, dan bahawa Islam adalah agama kebijaksanaan dan kebenaran, saya telah mendapat petunjuk kerana saya mencari kebenaran, itulah satu-satunya penyebab keislamanku” tandas Al-Mahdi seraya mengakui kebaikan temanya Zalloum, pemilik karaj, yang telah menjadi sebab ia mendapatkan hidayah.

Zalloum mengakui bahawa sejak awal mengnal Mikhail yang muncul dalam [persepsinya adalahMikhail orang yang baik tidak seperti penduduk kebanyakan di Kiryat Arba. Ia sering berdialog masalah agama dan falsafah dengan Mikhail sampai suatu saat ia berkata pada Mikhail: “Kalau tidak aku menjadi Yahudi melalui kamu, kamu yang masul Islam melalui aku, setelah enam bulan perbincangan, akhirnya ia mendapatkan hidayah masuk Islam” ungkap Zalloum.

Zalloum menambah: “Memang benar bahawa Michael menjadi Muhammad al-Mahdi, namun ia tidak boleh melepaskan semua Budaya Yahudi, Fushm Bintang Daud di salah satu tangannya akan mengingatkan bahawa dia adalah seorang Yahudi, walaupun ia meneruskan hari pada prestasi dari solat wajib tepat waktu dan membaca Al-Quran “. (Yy / khabarislam.wordpress.com / voa-islam)

Monday, December 10, 2012

Kisah seorang kanak-kanak Amerika masuk Islam



Rasulullah saw bersabda: ”Setiap bayi yang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, atau Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari0

Kisah budak Amerika ini tidak lain adalah sebuah bukti yang membenarkan hadits tersebut di atas.
Alexander Pertz dilahirkan dari kedua orang tuanya Nasrani pada tahun 1990 M.


Sejak awal ibunya telah memutuskan untuk membiarkannya memilih agamanya jauh dari pengaruh keluarga atau masyarakat.

Begitu dia sejak boleh membaca dan menulis maka ibunya menghadirkan untuknya buku-buku agama dari seluruh agama, baik agama langit atau agama bumi.

Setelah membaca dengan mendalam, Alexander memutuskan untuk menjadi seorang muslim.
Padahal dia tidak pernah bertemu muslim seorang pun selama ini.

Dia sangat cinta dengan agama Islam ini sampai pada tahap dia mempelajari solat, dan mengerti banyak hukum-hukum syar’i, membaca sejarah Islam, mempelajari banyak kalimat bahasa Arab, menghafal surah, dan belajar azan.

Semua itu berlaku tanpa bertemu dengan seorang muslim pun.

Berdasarkan bacaan-bacaan tersebut dia memutuskan untuk mengganti namanya iaitu Muhammad ’Abdullah, dengan tujuan agar mendapatkan keberkahan Rasulullah saw yang dia cintai sejak masih kecil.

Detik Islam

Captain Jack Sparrow was an Englishmen Who Embraced Islam ?



John Ward or Birdy (c. 1553 – 1622), also known as Jack Ward and under his Muslim nameYusuf Reis, was a notorious English pirate around the turn of the 17th century who later became a Muslim operating out of Tunis during the early 17th century. His real name was Captain Jack Ward and he was also known as Jack Birdy. He was on the run from the church when he converted to Islam in the late 16th Century. His entire crew also converted to Islam with him. Captain Jack Birdy was obsessed with little birds during his time in Tunisia (where he fled). So much that the locals would call him Jack Asfur, asfur being Arabic for sparrow. This is where the name Captain Jack Sparrow comes from. His Muslim name was Yusuf Reis, he was married to another renegade from Christendom who also converted to Islam, Jessimina the Sicilian.Whilst Captain Jack Birdy was known as a great drunkard, he stopped drinking alcohol when he converted to Islam. He was instrumental in rescuing thousands of Spanish Jews and Muslims fleeing their expulsion from their lands in the 16th and 17th centuries.
Captain Jack Sparrow Was A Muslim

Early life

Little is known about Ward’s early life. What little is known comes from a pamphlet purportedly written by someone who sailed with him during his pirate days. That said, Ward seems to have been born about 1553 probably in FavershamKent, in southeast England.[1] Like many born in coastal areas, he spent his youth and early adult years working in the fisheries. Then, after the failed invasion of England by theSpanish Armada in 1588, he found work as a privateer, plundering Spanish ships with a license from Queen Elizabeth I of England. WhenJames I of England assumed the throne in 1603, he ended the war with Spain and in effect put the privateers out of business. However, many of them refused to give up their livelihood and simply continued to plunder. Those who did were considered pirates because they no longer had valid licenses – called letters of marque – issued by the state. Ward appears not to have turned immediately to piracy but instead once again become a fisherman, working out of Plymouth.

Piracy

Around 1603, Ward was pressed in to the Royal Navy in where he was placed into the Channel Fleet and served aboard a ship named theLyon’s Whelp. After two weeks he and a group of about 30 of his colleagues deserted and stole a small 25-ton barque, from PortsmouthHarbour. Ward’s comrades elected him captain, one of the earliest precedents for pirates choosing their own leader.[2] They sailed to the Isle of Wight and captured another ship, the Violet, a ship rumoured to be carrying the treasure of Roman Catholic refugees. However, the ship turned out to be empty of treasure, but the enterprising Ward used her to cunningly capture a much larger French ship.
Ward and his men sailed to the Mediterranean where he was able to acquire a warship of thirty-two guns which was renamed The Gift and began attacking merchantmen for the next two years. While at SaléMorocco in 1605 several English and Dutch sailors, including Richard Bishop and Anthony Johnson, joined Ward’s crew and the following year (August, 1606) Ward arranged with Tunisian ruler Uthman Dey to use Tunis as a base of operations in exchange for one fifth of Ward’s loot. From this base, Jack Ward was easily able to capture several valuable merchant ships, including the 60 ton Reniera e Soderina.
Following his return to Tunis in June of 1607, Ward was informed during the winter that the now rotted Reniera e Soderina had begun to sink. With several of his officers, Ward deserted the ship to one of the French prizes he had captured. The Reniera e Soderina later sank offGreece as 400 crew members, of which 250 were Muslim and 150 were English, were lost. Ironically, Ward lost his own ship, as well as two others captured by Venice, several weeks later.
While many in Tunisia were angered by Ward’s desertion of the Muslim sailors aboard the Reniera e Soderina, Uthman Dey offered Ward a safe haven. Ward however offered James I of England for a royal pardon which was refused and he reluctantly returned to Tunis. Uthman Dey kept his word and Ward was granted protection by Tunis.
During the next year ballads and pamphleteers condemned John Ward for turning corsair. He changed his name to Yusuf Reis and married an Italian woman while he continued to send money to his English wife. In 1612 a play called A Christian Turn’d Turk was written about his conversion by the English dramatist Robert Daborne.

Legacy

To his contemporaries Ward was an enigmatic figure, in some ways like a Robin Hood (Who also was Muslim, in historical background), but in the 16th and 17th centuries many English pirates operated out of the mouth of the Sebo River and preyed on Mediterranean shipping. Ward was supposed to have spared English ships while attacking “papist” vessels. John Ward and Simon Danseker are credited with introducing Barbary corsairs to the use of square-rigged ships of northern Europe.
Before dying of the plague in 1622, Jack Ward (like many other Christians who sailed North Africa[citation needed]) abandoned his religion and adopted the Muslim religion Islam.
Related posts:
  1. Legend of Captain Jack Sparrow by Shibli Zaman In the late 16th century a young...
  2. A Jewish Rabbi Who Embraced Islam At the Time of The Prophet This is a story about Abdullah bin Salam, and Jewish...
  3. Children in England Turn To Islam An Islamic Documentary featuring a group of children in a...
  4. Top American Surgeon embraced Islam – “I was trying very hard to be a Christian” An interesting episode from the Deen Show…...
  5. Journey to Islam Islam is one of the fastest growing religions. Many people...
  6. The Message 1976, Starring Anthony Quinn. Story of Islam Mohammad, Messenger of God – The Message (Film) Mohammad, Messenger...
  7.  
  8.  
  9.  
  10.  
  11.  http://www.bookofsigns.org/2011/07/captain-jack-sparrow-was-an-englishmen-who-embraced-islam/

Sunday, December 9, 2012

Ribuan Askar Israel Bunuh Diri Kerana Trauma, Menyesal Dan Dihantui Rasa Bersalah

TRAUMA akibat perang yang sudah tercetus lebih enam dekad ini sebenarnya tidak dialami oleh penduduk Palestin sahaja.

Sebaliknya, tentera bersekutu terutamanya tentera Zionis turut mengalami tekanan psikologi yang serius hinggakan ada yang terdorong untuk membunuh diri.

Dalam satu penyelidikan yang dijalankan sekumpulan profesor Israel dari Pusat Trauma Israel bagi Mangsa Keganasan dan Perang, Universiti Tel Aviv dan Universiti Haifa yang diketuai Dr. Avi Bleich mendapati tentera Israel mengalami tekanan emosi, gangguan psikologi dan trauma selepas berperang dengan penduduk Palestin.

“Dalam kajian kami, askar Israel yang terlibat dalam operasi ketenteraan terhadap penduduk Palestin mengalami gangguan rasa bersalah, tidak senang hati, bencikan diri sendiri dan menyesal kerana tidak pasti apakah mereka berada pada pihak yang benar.

“Walaupun kajian ini memberikan tumpuan kepada veteran perang yang terlibat ketika Intifada kedua dan meninggalkan perkhidmatan sejak 10 tahun lalu, namun hasil temu bual yang dijalankan saya yakin tidak jauh bezanya dengan trauma yang dihadapi tentera hari ini.

“Selepas menemu bual hampir 230 anggota tentera lelaki dan wanita, kebanyakannya berasa berbelah bagi mengenai kebenaran moral tugas mereka.

“Dianggarkan separuh daripada tentera di sempadan menyesal kerana bersikap ganas terhadap orang awam, satu per tiga daripadanya mengaku melakukan jenayah manakala 17.4 peratus menyedari tingkah laku mereka memalukan.

“Paling mereka kesalkan, mereka terpaksa menyerang dan membunuh orang awam tanpa alasan yang kukuh.

“Pernah seorang bekas tentera menangis sambil memberitahu saya, dia diarah menangkap kanak-kanak kerana mahukan maklumat tentang keluarganya yang terlibat dengan Al-Qassam.

“Semasa dalam tahanan, kanak-kanak yang baru mencecah umur lapan tahun ini merayu supaya mengasihaninya, jangan meliwatnya dan jangan membunuhnya,” kata Bleich.
Tambahnya lagi, walaupun telah lama meninggalkan Palestin, kebanyakan tentera masih trauma dan tidak mendapatkan bantuan psikologi.

“Tidak hairanlah mengapa sejak tahun 1980 hingga hari ini ribuan tentera Israel memilih untuk membunuh diri,” katanya. (Kosmo!)

Thursday, December 6, 2012

Sebab Utama Israel Membunuh Kanak-kanak Palestin



Sebab Utama Israel Membunuh Kanak-kanak Palestin

PERANG antara Israel dan Palestin tidak akan ada penghujungnya. Entah sampai bila puak Yahudi Israel akan melakukan kekejaman terhadap warga Palestin, tidak dapat diketahui. Jumlah mangsa yang telah menjadi korban keganasan perang Israel telah meningkat kepada ribuan nyawa dan 75% dari mereka adalah kanak-kanak dan wanita.

Ramai dari kita yang mempersoalkan kenapa Israel sering menjadi kanak-kanak Palestin sebagai sasaran mereka? Ada pihak yang mengatakan itu memang tabiat puak Yahudi Israel yang kejam dan biadab sejak azali dan ada juga yang mengatakan mereka (Israel) takut akan perkembangan kanak-kanak Palestin. Mungkin pendapat yang kedua ada benarnya dan lebih masuk akal. Itulah alasan mengapa Israel sering menjadikan kanak-kanak Palestin sebagai sasaran operasi mereka selain kelompok pejuang Hamas tentunya.

Salah seorang pimpinan Hamas, Ismali Haniya mengatakan, kanak-kanak yang sudah menghafal 30 juzuk Al-quran ini sesungguhnya menjadi sumber utama ketakutan puak Zionis Yahudi.
“Jika dalam usia semuda itu mereka sudah boleh menguasai Al-quran, bayangkan 20 tahun lagi apa yang akan dikuasai oleh mereka?” demikian cara pemikiran yang berkembang pada fikiran masyarakat Yahudi. Tidak hairan jika kanak-kanak Palestin menjadi para penghafal Al-quran.

Keadaan Semenanjung Gaza yang dipagari dari segala arah oleh Yahudi Israel menjadikan mereka berterusan cenderung untuk berinteraksi dengan al-Qur’an. Tidak ada istilah bermain permainan PlayStation dalam kamus kehidupan mereka.



Seperti yang kita ketahui, pihak HAMAS menyatakan syarat-syarat yang amat berat untuk menjadi anggota pejuang mereka, diantaranya seseorang itu perlu lah menjadi Hafiz Al-Qur’an dan tidak pernah meninggalkan ssolat fardu terutama sekali solat subuh. Peperangan panjang antara Yahudi mungkin akan berlanjutan entah beberapa generasi lagi.

Oleh itu, hendaklah kita belajar dari Palestin, walaupun mereka dikurung oleh penjajahan Zionis, nyawa mereka terancam setiap masa, setiap minit bahkan setiap detik, tapi itu semua tidak sedikit pun menjadi kesan kepada niat mereka untuk dekat dengan Al-quran dan mendalami lebih dalam dan lebih jauh mengenai agama Islam. Yahudi Israel memang hebat dalam memiliki segala jumlah pasukan dan kelengkapan tempur yang berteknologi paling tinggi. Tapi rakyat Palestin memiliki semangat juang yang lebih tinggi, mereka berani untuk mati syahid demi kebebasan mereka dan anak cucu mereka.

Sumber 

Wednesday, December 5, 2012

PALESTIN,PBB & PAMPASAN PEPERANGAN

 latuff_mahlzeit
Pada 29 November 2012, Palestin telah diterima di Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu (PBB) sebagai ‘Non Member Observer State’, melalui United Nations General Assembly Resolution67/19.  Sebanyak 138 menyokong, 9 menentang dan 41 berkecuali.  Banyak pihak yang menyambut berita ini dengan penuh kegembiraan, atas alasan, akhinya Palestin sebagai sebuah ‘entiti politik’ diterima oleh PBB selaku regim antarabangsa yang bertanggungjawab menyelaras hubungan antarabangsa kontemporari.

Walaubagaimanapun, berita ini tidak harus dipandang daripada aspek ‘penerimaan regim antarabangsa’ bahawa Palestin merupakan sebuah ‘entiti politik’, bahkan kita harus memperhalusi keputusan ini dengan lebih terperinci.  PBB mungkin ‘mengakui’ kewujudan Palestin, namun belum tentu mahu ‘menerima & mengiktirafnya’ sebagai sebuah Negara yang berdaulat dalam erti kata mempunyai 4 elemen utama iaitu: Rakyat (People), Kawasan (Territory), Kerajaan (Government) dan Kedaulatan (Sovereignty).  Berdasarkan pemerhatian penulis, PBB hanya mengakui Palestin dalam erti kata 3 elemen sahaja iaitu Rakyat, Kerajaan dan Kawasan.  Mereka tidak pernah mengakui elemen keempat yang perlu ada pada Palestin iaitu Kedaulatan.  Berdasarkan hal ini, Palestin diberikan status ‘Non Member Observer State’ yang membolehkan mereka mengambil bahagian dalam perbahasan, menandatangani resolusi namun tanpa mempunyai hak untuk mengundi.  Hal ini samalah seperti anda diberikan hak untuk mengakui sesuatu dokumen (sama ada memberikan manfaat atau kerosakan kepada anda) tanpa mempunyai hak untuk membantah-menolak kandungannya.  Pada hemat penulis,hal ini terjadi kerana PBB hanya mengakui Palestin sebagai sebuah ‘entiti politik’ tanpa ada kedaulatan yang sepatutnya dipunyai oleh sesebuah negara.

Namun, perkara pokok yang ingin penulis bahaskan disini bukanlah mengenai kewajaran Palestin diterima sebagai ‘observer’, namun lebih kepada membawa penulis melihat bahawa pengiktirafan ini sekadar untuk menguatkan hegemoni Negara imperialis-kapitalis seperti USA & Israel keatas penduduk Palestin melalui ‘pembantu mereka yang setia’ iaitu FATAH.  Perlu kita sedari, penerimaan Palestin di PBB hanyalah salah satu pelan strategik USA & Israel untuk membantu menaikkan kembali ‘keyakinan’ rakyat Palestin terhadap FATAH dan seterusnya menunjukkan kepada mereka bahawa pilihan dan sokongan mereka terhadap HAMAS adalah silap.


PERCATURAN NEO-IMPERIALIS GLOBAL


'Pieces partner' not 'peace partner'
‘Pieces partner’ not ‘peace partner’
FATAH sejak daripada hari majlis menandatangani perjanjian Oslo 1993, telah berubah daripada sebuah organisasi yang berjuang untuk kemerdekaan Palestin kepada sebuah organisasi yang menumpahkan taat setianya kepada kuasa imperialis global.  Melalui pemeriksaan penulis ke atas data pengganas di National Consortium for the Study of Terrorism and Response to Terrorism(http://www.start.umd.edu/start/data_collections/tops/terrorist_organization_profile.asp?id=128) yang berpusat di University of Maryland, Fatah telah dikeluarkan daripada senarai pengganas antarabangsa (Foreign Terrorist Group) oleh US Department of State (http://www.state.gov/j/ct/rls/crt/2007/103714.htm).  Walaubagaimanapun, kerajaan sah yang dipilih oleh rakyat Palestin iaitu HAMAS, masih kekal tersenarai sebagai organisasi pengganas antarabangsa oleh kerajaan US.

Dalam situasi politik domestik Palestin ketika ini, kita perlu memahami bahawa mereka berhadapan dengan masalah kepimpinan dalam Palestine National Authority (PNA) yang seharusnya bertindak sebagai sebuah badan pentadbir bagi kawasan Gaza dan Tebing Barat.  Pasca Perjanjian Oslo 1993, PNA telah menerima dana pembangunan bernilai berbillion US Dollar daripada USA dan European Union (EU) serta cukai yang dikutip oleh pihak Israel bagi pihak PNA. Penyaluran dana ini adalah sebagai tanda terima kasih dan pampasan perang (war reparation cost) kepada PNA yang diketuai oleh almarhum Yaser Arafat.  Perlu juga kita fahami bahawa pasca Perjanjian Oslo 1993, PNA dikuasai oleh FATAH.  Ini merupakan balasan kepada kesediaan FATAH untuk mengugurkan tuntutan perjuangan ‘1 state solution’ dan bersedia memilih kaedah ‘2 States Solution’ serta mengiktiraf kewujudan Israel di bumi Palestin.

Diantara komponen organisasi yang bernaung di bawah Palestine Liberation Organization (PLO) yang menolak Perjanjian Oslo 1993 ialah organisasi kedua terbesar dalam PLO iaitu Popular Front for Liberation of Palestine (PFLP) yang beraliran Marxism-Lenininsm (sehingga memulaukan Pilihanraya 1996).  Hal ini terjadi kerana PFLP sejak daripada dahulu sememangnya konsisten terhadap idea ‘1 state solution’.  Kesediaan FATAH untuk melunakkan perjuangan mereka dilihat sebagai ‘stake holder’ yang berpotensi besar untuk dijadikan rakan kongsi perdamaian (peace partnership) oleh Israel dan USA dalam isu konflik Palestin.  Berikutan itu, berbanding dengan 9 organisasi gabungan PLO yang lain, hanya FATAH yang dipilih untuk menguasai PNA dan seterusnya meneruskan legasi perkongsian perdamaian di antara Palestin-Israel.


PILIHAN RAYA 2006 & KEBANGKITAN HAMAS

CabbART2

Walaupun keharmonian percaturan neo-imperialis global berjalan sempurna seperti yang dirancang, namun ia terganggu pada tahun 2006 apabila HAMAS berjaya memenangi Pilihan Raya Palestine Legislative Council (PLC) dengan menguasai 74 kerusi daripada 132 kerusi yang dipertandingkan.  Berikutan itu, secara automatiknya, HAMAS dipilih sebagai kerajaan yang sah bagi mentadbir kawasan Gaza dan Tebing Barat.  Namun, kemenangan HAMAS (yang disenaraikan sebagai organisasi pengganas antarabangsa) tidak diiktiraf oleh regim antarabangsa dan implikasinya dana yang selama ini disalurkan kepada PNA telah disekat (hanya disambung semula setelah Perdana Menteri pilihan Abu Mazen iaitu Salam Fayyad dilantik menggantikan Ismail Haniyeh dari HAMAS).

Kekalahan FATAH ini dilihat dengan penuh kebimbangan oleh Israel dan USA kerana ia bermaksud mereka akan kehilangan sekutu yang paling setia di Palestin (sikap toleransi FATAH terhadap Israel dapat dilihat kepada tindakan mereka menyerahkan Setiausaha Agung PFLP, Ahmad Sa’adat kepada Israel).  Berdasarkan hal ini, suatu coup d’ etat  telah dirancang bagi menggulingkan kerajaan HAMAS.  Bermula dengan sekatan ke atas dana antarabangsa, sehinggalah kepada tindakan terakhir iaitu Presiden Mahmod Abbas (Abu Mazen) memecat Ismail Haniyeh daripada kerajaan dengan digantikan oleh Salam Fayyad (yang pertinya iaitu Third Way hanya menguasai 3 kerusi di PLC) sebagai Perdana Menteri baru Palestin.  Kelemahan Salam Fayyad dalam pentadbiran terserlah bilamana beliau tidak mampu bertindak sebagai mediator dalam konflik bersenjata di antara FATAH dan HAMAS pada tahun 2007.  PFLP selaku organisasi kedua terbesar dalam PLO mengkritik kelemahan beliau dan menyatakan beliau hanyalah boneka yang menurut perintah Presiden Abu Mazen.  Implikasinya, Palestin terpecah kepada dua pentadbiran iaitu Gaza yang dikuasai oleh HAMAS dan Tebing Barat yang dikuasai oleh FATAH.


KRISIS KEPIMPINAN DALAMAN PNA & PENERIMAA STATUS PBB

Pada saat ini, secara teknikalnya PNA mempunyai dua Perdana Menteri (Ismail Haniyeh di Gaza dan Salam Fayyad di Tebing Barat) serta dua Presiden (Abu Mazen di Tebing Barat dan Aziz Duwaik di Gaza). Perlu dijelaskan disini bahawa tempoh Abu Mazen sebagai Presiden telah tamat pada tahun 2009 dan tiada Pilihan Raya diadakan untuk memilih presiden baru) Berdasarkan hal ini, penulis sedari awal mengusulkan tesis bahawa penerimaan Palestin ke dalam PBB sebagai ‘Non State Members Observer’ merupakan suatu pelan strategik oleh Israel dan USA untuk membantu memulihkan keyakinan rakyat Palestin terhadap FATAH.  Mereka mahu mewujudkan persepsi dikalangan masyarakat Palestin bahawa hanya FATAH yang mampu mewakili suara mereka di peringkat antarabangsa (bahkan berjaya dalam usaha mendapat pengiktirafan PBB).  Hal ini seolah-olah Israel dan USA mahu memberikan mesej kepada rakyat Palestin bahawa mereka perlu berhati-hati dalam memilih wakil dan tidak mengulang kesilapan yang mereka lakukan dalam Pilihan Raya PLC 2006.

Penerimaan Palestin sebagai ‘pemerhati’ di PBB secara tidak langsung (menurut sifir politik Israel & USA) akan memulihkan keyakinan rakyat Palestin terhadap FATAH dan seterusnya mampu membantu FATAH untuk muncul sebagai ‘sole representative of Palestine’ di peringkat antarabangsa.  Akhirnya, legasi rakan perdamaian (peace partnership) akan dapat diteruskan di wilayah bergolak tersebut bila mana tuntutan ‘1 state solution’ akan dihapuskan terus daripada lipatan sejarah perjuangan rakyat Palestin.  Dalam pada masa yang sama, penulis yakin bahawa kuasa imperialis global akan terus meredam sebarang penentangan oleh faksi lain dalam Palestin seperti PFLP dan parti-parti kiri dan Islamis yang lain.  Operasi menculik dan membunuh pemimpin yang menentang akan terus dilaksanakan.  Untuk rekod, PFLP terus dilumpuhkan dengan pemenjaraan pemimpin atasan mereka termasuk Setiausaha Agungnya iaitu Ahmad Sa’adat di penjara Israel.
obamaboycottsracismsummitlatuff3

Sekali lagi penulis tegaskan, penerimaan Palestin sebagai ‘pemerhati’ dalam PBB hanyalah agenda percaturan kuasa oleh Neo-Imperialis global di wilayah bergolak tersebut.  Tidak sukar untuk kita memahami startegi ‘pecah & perintah’ (divide & rule) yang telah dilaksanakan lama sejak era ‘Pax Britannica’ lagi sebagai usaha untuk memecahkan solidariti dalam kalangan rakyat Palestin untuk berjuang bagi mendapatkan hak mereka yang dirampas.  Tanpa pengakuan ‘kedaulatan’ Palestin sebagai sebuah Negara, penerimaan status ‘pemerhati’ di PBB hanyalah suatu pampasan peperangan (war reparation cost) oleh kuasa imperialis global terhadap rakyat Palestin.

kredit :  http://diskopi.wordpress.com/2012/12/02/palestinpbb-pampasan-peperangan/

KISAH BENAR: SECEBIS CERITA DUKA DARI GANGNAM


 -Catitan us Mohamad Sidik





Malam tadi setelah keluar dari masjid seusai selesai solat Isyak di masjid berdekatan dengan rumah, saya berjalan kaki seorang diri pergi ke sebuah kedai makan untuk makan malam. Pengunjung di kedai makan yang saya tuju itu agak ramai dan boleh dikatakan hampir kebanyakan meja di kedai tersebut sudah penuh. Saya memilih untuk duduk di salah sebuah meja di bahagian paling hujung seorang diri yang ketika itu tiada orang di meja tersebut. Apabila pelayan datang saya pun memesan makanan yang saya mahu. Selepas beberapa ketika pelayan tersebut pergi datanglah pula seorang gadis muda berkulit cerah berjubah dan bertudung hitam gaya wanita Arab ke meja saya seraya bertanya,

"Tuan, boleh saya duduk di sini..? Kamu lihat, tempat-tempat di meja lain semua sudah penuh.."
"Oh, ok.. tak mengapa. Silakan duduk.." jawab saya agak terkejut dengan sapaan gadis itu. Perbualan kami dalam bahasa Inggeris.

Kemudian pelayan datang kepadanya dan dia hanya memesan 'fresh orange' untuk minuman. Apabila pelayan pergi saya memberanikan diri bertanya kepadanya dengan rasa pelik, "Kamu seorang diri sahaja? Dan kamu kelihatan bukan orang Malaysia, bukan?"

Dia mengangkat wajahnya dari telefon pintarnya ke arah saya lalu menjawab dengan tersenyum, "Oh saya dari Korea Selatan, dan saya ingin ke rumah seorang kawan.."

"Oh Korea Selatan.. sekarang negara itu sedang 'famous' dengan tarian Gangnam Style.." jawab saya spontan bersahaja sambil tersenyum dan menganguk-angguk sendirian tatkala mata gadis itu kembali ke telefon pintarnya sambil menggerak-gerakkan jarinya di atas skrin sesentuh dan kadangkala dia juga tersenyum seorang diri melayan sesuatu dari telefon pintarnya.

"Gangnam Style..? Apa yang kamu tahu tentangnya.. ia tarian yang dilaknat Tuhan. Saya menganggapnya diilhamkan oleh Iblis kepada artis itu." jawabnya dengan nada yang tegas dan berani.

"Oh ok ok, minta maaf..saya tak bermaksud menyinggung perasaan kamu.." jawab saya serta-merta.

Perbualan terhenti seketika beberapa lama. Selepas kira-kira 15-20 minit pelayan kembali datang dengan membawa pesanan saya dan minuman gadis itu.

"Kamu mahu tahu apa yang saya tahu tentang Gangnam?" tanya gadis kembali itu kepada saya.

"Jika kamu berminat untuk bercerita kepada saya, saya akan mendengarnya…" jawab saya dengan tenang sambil mula menghirup jus tembikai susu yang saya pesan.

"Ok sekejap beberapa minit, selepas saya membalas mesej-mesej ini.." jawabnya sambil jari-jemarinya ligat bermain di dada skrin telefon pintarnya.

Saya hanya mengangguk-angguk sambil mengangkat kening dan mula menyuap makanan dengan sudu ke dalam mulut walaupun saya sedar bahawa memakan dengan menggunakan tangan itu lebih menepati Sunnah Rasulullah SAW.

"Baik, sekarang saya akan bercerita tentangnya.. ia sesuatu yang menarik tetapi pelik dan menakutkan." kata gadis itu kembali.

"Ok, seakan-akan ada satu perkara besar yang kamu ingin sampaikan kepada saya." jawab saya kembali sambil mulut mengunyah nasi.

Kemudian dia diam kira-kira sepuluh saat, mengambil nafas lalu memulakan ceritanya kepada saya,

"Di Gangnam ada satu pertandingan pelik yang diadakan untuk gadis-gadis muda untuk menjadi perempuan-perempuan simpanan bagi orang-orang kaya dan para jutawan. Kebanyakan gadis muda yang menyertai pertandingan tersebut adalah mereka yang ingin mencuba nasib apabila gagal mendapat tempat dalam pekerjaan atau terlalu teruja untuk menikmati hidup mewah bersama orang-orang kaya… mereka dijanjikan dengan hadiah yang sangat lumayan, kereta mewah, jet peribadi dan rumah besar seperti istana dengan kolam renang jika memenangi pertandingan tersebut."

Kemudian dia diam lagi... kali ini dia pula meminum minuman 'fresh orange'.. dia diam dengan agak lama tanpa berkata apa-apa.

"Ok, kemudian..?" tukas saya lagi ingin tahu.

"Oh, ia sesuatu yang amat dahsyat dan keji dan saya hampir tidak mahu menceritakannya kepada kamu. Tapi saya akan cuba ceritakannya juga agar kamu dapat tahu apa kisah benar yang berlaku.." sambungnya lagi.

"Iya, sila sambung lagi... saya memang ingin tahu tentangnya." balas saya lagi.

"Ok... Pertandingan itu, untuk sampai ke tempat pertandingan tersebut, para peserta yang terdiri daripada perempuan-perempuan muda yang cantik masing-masing dikehendaki menunggung seekor kuda kira-kira 500 meter dari tempat para peserta berkumpul ke tempat pertandingan yang merupakan sebuah istana besar dan mewah milik seorang jutawan di Gangnam. Kamu bayangkan, mereka semuanya menunggang kuda dengan memakai kasut tumit tinggi, baju jarang dan skirt singkat yang seksi sambil diiringi pihak penganjur pertandingan dengan helikopter.."

"Setelah sampai di sana mereka disambut oleh pihak penganjur di istana itu dan dibahagikan kepada dua kumpulan. Setiap kumpulan akan melalui dua laluan yang berbeza. Pertandingannya ialah laluan berhalangan untuk sampai ke destinasi yang terakhir. Ia seperti pertandingan dalam rancangan ‘Wipe Out’ di dalam TV jika kamu pernah melihatnya. Setelah sampai di destinasi terakhir pula, para peserta yang berjaya dari dua kumpulan itu akan bertarung pula sesama sendiri. Jika pihak lawan tewas maka peserta yang masih bertahan akan dianggap sebagai pemenang dan mendapat wang bernilai jutaan USD. Laluan berhalangan itu sangat berbahaya, namun para peserta hanya melakukannya dengan memakai kasut tumit tinggi dan pakaian seksi mereka sambil disaksikan dan disorak oleh para jutawan yang melihat aksi-aksi mereka tersebut dari sebuah ruang balkoni bilik mewah di istana tersebut. Saya tidak pasti ianya dirakam ataupun tidak."

"Terus-terang, ia adalah pertandingan membunuh diri yang paling gila…"

"Ok, kemudian.. apa yang berlaku?" tanya saya mencelah dengan rasa teruja.

"Satu ketika di salah satu trek, para peserta dikehendaki memanjat palang-palang besi untuk melintasi salah sebuah menara di istana tersebut, palang tersebut sangat tinggi dan di bawahnya ada kolam renang. Di satu sudut yang lain, para jutawan pula menyaksikan aksi-aksi peserta dari dalam sebuah bilik mewah sambil menikmati hidangan dan minuman arak yang mahal bersama gadis-gadis mereka."

"Ramai perserta ketika itu yang terjatuh ke bawah ketika cuba memanjat palang-palang besi tersebut. Ada yang terhempas ke lantai dan kepalanya pecah. Ada yang patah tangan dan kaki. Ada yang pecah badannya. Kolam renang tersebut penuh dengan darah dan ada yang mati lemas ketika jatuh ke dalamnya setelah gagal untuk berenang keluar dari kolam renang yang dalam tersebut. Mereka semua para gadis yang tidak berupaya dan mereka sangat kasihan."

"Yang lebih keji daripada itu, mereka yang tercedera ketika itu langsung tidak dibantu.. malah dibiarkan sahaja untuk disorak dan ditertawakan oleh para jutawan yang melihat mereka sepanjang pertandingan. Akhirnya apa yang saya tahu, hanya dua orang gadis sahaja yang berjaya melepasi laluan itu daripada keseluruhan 30 orang gadis yang menyertainya... saya dikhabarkan walaupun dua gadis itu akhirnya berjaya, mereka kini hidup dengan trauma dan penuh ketakutan di sisi para jutawan gila tersebut. Mereka kini hidup seperti hamba di dalam istana zaman purba. Tiada tamadun dan tiada akhlak... hanya menjadi hamba suruhan lelaki-lelaki kaya yang merantai hidup mereka sahaja. Lebih malang lagi gadis-gadis yang sudah terjerumus ke sana tidak boleh lari daripada golongan kaya gila itu. Jika cuba untuk lari kemungkinan mereka akan dibunuh."

Sampai di sini tiba-tiba gadis itu sebak... wajahnya berubah dan air matanya serta-merta mengalir laju dan menangis teresak-esak.

Saya sudah tentu sangat terkejut dengan perubahannya secara tiba-tiba itu, dan cuba memujuknya,

"Hey, please don't cry here… people will look to us. Please calm down. I'm sorry so much to make you telling me this story…" kata saya kepadanya perlahan dengan suara hampir berbisik.

Namun saya membiarkannya dengan keadaannya itu untuk beberapa ketika. Kemudian saya berkata kepadanya, "Saya tak tahu apa sebenarnya yang membuatkan kamu menangis, tapi saya minta maaf banyak-banyak kerana disebabkan saya kamu menangis. Sebenarnya saya sangat terkejut mendengar cerita kamu. Ia sesuatu yang sangat dahsyat yang belum pernah saya mendengarnya sebelum ini.."

"Ia ok... ia ok... ia ok... (sambil mengesat air matanya dengan sapu tangan miliknya)... maafkan saya kerana tiba-tiba bersikap pelik tadi. Kamu tahu, salah seorang gadis yang mati kerana pecah badannya ketika jatuh di pinggir lantai kolam renang itu ialah adik perempuan saya sendiri... Ibu saya membunuh diri kerananya dan bapa saya menjadi gila. Setelah ibu saya membunuh diri bapa saya sakit selama berbulan-bulan lalu akhirnya meninggal dunia."

Pada waktu ini dia kembali diam beberapa minit… saya pula tergumam dan tidak terkata apa-apa… setelah itu dia menarik nafasnya dalam-dalam lalu menyambung kembali kisahnya,

"Ibu-bapa saya hanya memiliki dua orang anak perempuan dan adik saya sudah menjadi mangsa kepada nafsu gila orang-orang kaya Korea."

"Sejurus selepas tamat pertandingan tersebut, saya dihubungi seorang wanita yang memberitahu bahawa adik saya telah pengsan dan cedera parah kerana kemalangan dan saya dikehendaki ke hospital untuk melihatnya. Wanita itu menyatakan dia mendapat nombor telefon saya daripada adik saya. Apabila saya dan ibu-bapa saya tiba ke hospital, kami dikhabarkan adik saya telahpun meninggal dunia. Saya memarahi wanita tersebut dan mendesaknya bertubi-tubi untuk menceritakan kisah sebenar kepada saya... dan akhirnya selepas beberapa hari dia menceritakan keseluruhan kisah ini kepada saya. Setelah tahu kisah sebenar, kami sekeluarga meraung dan menangis macam orang gila kerana tidak pernah menyangka adik saya sanggup menyertai pertandingan gila tersebut hanya untuk hidup mewah sebagai gadis simpanan orang-orang kaya. Namun wanita itu berkata ia adalah pilihan adik saya sendiri."

"Beberapa minggu kemudian ibu saya membunuh diri pada satu malam dengan menelan aspirin sebanyak 200 biji. Keesokan harinya ibu saya koma dan apabila saya dan bapa menghantarnya ke hospital, pada malam harinya dia meninggal dunia. Bapa saya pula selepas itu sakit jiwa sebelum mengalami sakit tenat yang membawanya meninggal dunia. Saya pula hidup tidak menentu dan mujurlah masih mempunyai seorang sahabat wanita beragama Islam yang terus berjuang agar saya dapat meneruskan kehidupan dengan tabah. Berulang-ulang kali dia mengingatkan kepada saya bahawa kehidupan ini adalah anugerah Tuhan dan orang yang beriman tidak akan berputus asa."



"Dan kerana itu saya melihat kamu kini sebagai seorang Muslimah..?" saya mencelah ceritanya.

"Alhamdulillah, terima kasih kepada Tuhan. Sahabat saya itu telah membawa saya berjumpa dengan seorang imam di bandar Seoul untuk memulihkan semangat hidup saya. Imam itu mula bercerita kepada saya tentang Allah, Islam dan Nabi Muhammad. Saya menerima segala ajarannya dengan lapang hati seakan-akan ia satu-satunya pilihan yang ada. Benar, Islam adalah satu cahaya yang sangat terang seperti matahari dan mendamaikan seperti bulan purnama yang kembali menyuluh seluruh hidup saya dan saya terus berubah kepada agama ini tanpa ragu-ragu. Dan kamu tahu tak, jiwa saya berasa sangat-sangat tenang dan damai ketika mendengar ayat-ayat Al-Quran yang berkumandang di ibu pejabat markaz Islam di bandar Seoul. Imam itu salah seorang ahli pengurusnya. Saya tidak pernah mendengar muzik-muzik yang sangat indah seperti ayat-ayat Al-Quran sebelum ini dalam hidup saya."

Kini suara gadis itu kembali gagah seraya berkata, "Alhamdulillah, saya bersyukur kerana diselamatkan Tuhan dan kembali dihidupkan semula sebagai seorang Islam setelah saya kehilangan segala-galanya akibat kekeringan jiwa masyarakat dunia terutama masyarakat Korea yang hidup sesat tanpa agama. Mereka semua telah sesat tanpa panduan hidup yang benar daripada Tuhan."

Setelah itu dia diam dan meminum minumannya...

"Kisah kamu amat menarik tetapi menakutkan. Adakah kamu sudah mengambil tindakan undang-undang bagi pihak adik kamu, atau melaporkannya kepada media atau berbuat sesuatu?" ujar saya kembali kepadanya.

"Lupakan sahajalah, saya sudah melaporkannya kepada pihak polis, sudah menceritakannya kepada beberapa orang wartawan dan melaporkannya secara bersumpah kepada beberapa orang peguam. Pihak polis enggan melakukan pendakwaan kerana tiada bukti-bukti yang kukuh mengenainya. Tiada video dan tiada saksi-saksi lain yang mahu tampil kepada pihak berkuasa selain saya. Mungkin ada namun ia tidak memadai. Wanita yang membawa adik saya ke hospital itu juga sudah menghilangkan diri. Saya cuba menghubungi nombor telefon bimbitnya berali-kali namun dia tidak dapat dihubungi. Kali terakhir saya mendengar tentangnya melalui seorang peguam yang mendapat khabarnya daripada seorang detektif polis ialah dia sudah meninggal dunia akibat kemalangan. Para peguam lain dan wartawan yang saya ceritakan kisah ini kepada mereka kesemuanya telah diugut untuk tidak mendedahkannya kepada umum. Mungkin begitu juga yang terjadi kepada mangsa-mangsa yang lain. Laporan polis di sana pula menyatakan gadis-gadis yang meninggal dunia akibat cedera parah itu adalah kerana rabung palang-palang besi di istana itu roboh ke bawah ketika mereka semua sedang berada di atasnya kerana ketika pihak polis sampai di sana palang-palang besi itu sudah pun dirobohkan. Manakala mangsa-mangsa yang masih hidup setelah kecederaan masih mengalami trauma yang dahsyat dan ada yang cacat seumur hidup walaupun mereka mendapat bayaran ganti rugi insurans yang banyak. Apa yang saya tahu mereka semuanya diugut akan dibunuh jika mendedahkan peristiwa sebenar kepada pihak polis. Yang pasti di sana wujud monster-monster besar yang menutupi kes ini termasuk menteri-menteri kerajaan… ia berkaitan dengan wang dan kuasa. Dan sudah tentu kamu tahu apa yang wang dan kuasa boleh buat pada kita." jawabnya lagi dengan panjang lebar yang sarat dengan hujah.

"Oh, ok... ianya sesuatu yang gila pernah saya dengar. Jadi sekarang berapa umur kamu dan mengapa kamu berada di Malaysia? Dan... apa yang kamu sedang buat di Malaysia sekarang? Dan lagi… bilakah peristiwa sedih itu berlaku?" tanya saya bertubi-tubi kepadanya dengan rasa ingin lebih tahu.

"Kamu agak saya berumur berapa…?"

"Saya tidak mahu mengagak dan saya tidak tahu berapa umur kamu."

"Kisah sedih itu hanya berlaku pada tahun lepas, dan saya tidak mahu sebut apa bulan dan harinya. Cukuplah kamu tahu ia berlaku pada tahun lepas. Kini saya berumur 29 tahun dan saya di berada di Malaysia kerana ingin cuba mendaftar kursus bahasa Arab di ******* University dengan sahabat wanita Muslimah saya dari Korea itu. Tadi saya bertemu-janji dengannya untuk bertemu di sini. Kami rakan serumah dan dia tadi menziarahi rakan kami orang Malaysia di kawasan ini. Saya sampai ke sini lewat sedikit dengan teksi.” jawabnya berterus-terang dengan nada jujur.

"Oh, kamu sungguh berani. Di Malaysia tidak ramai wanita yang berani naik teksi seorang diri pada waktu malam. Terima kasih kerana menceritakan kisah ini kepada saya.. saya amat menghargainya dan mudah-mudahan suatu hari Allah akan membalas dendam untuk kamu dan mangsa-mangsa lain yang telah teraniaya..." kata saya lagi kepadanya sambil mengangguk-angguk.

"Sudah tentu...! Suatu hari nanti semua orang dan dunia akan tahu mengenai kejahatan tersembunyi di bandar Gangnam yang dilaknat itu!" tukasnya dengan nada yang keras.

"Kamu ingat artis yang mecipta lagu Gangnam gila itu menyukai cara hidup bandar Gangnam..? Saya rasa dia amat sinis tentangnya dan dia pernah berasa tertekan dengan cara hidup di sana.. namun kini dia sudah menjadi sebahagian daripada mereka. Semoga Tuhan melaknat mereka semua. Saya menyerahkan kepada Tuhan untuk membalas segala kejahatan mereka."

"Whoa... kamu nampaknya sangat marah dengan Gangnam..." balas saya sambil mengangkat kedua-dua kening dan menyedut jus tembikai susu yang masih berbaki menggunakan straw.

"Oh, jangan kamu berpura-pura seperti tiada perasaan dan tidak mempunyai perikemanusiaan.." balasnya pantas kepada saya.

"Tidak, tidak... saya benar-benar terkejut dan simpati dengan kisah kamu. Bahkan di sebalik itu, saya dapat melihat kamu seorang yang tabah, kuat dan berani." balas saya kembali untuk menenangkannya.

"Oh ya, adakah kamu datang sini dengan biaya sendiri? Bagaimana dengan suami kamu dan kerjaya kamu di Korea?" tanya saya kepadanya dengan meneka-neka.

"Hahaha, saya masih belum bersuami dan saya telah menjual segala apa yang saya ada di Korea untuk datang ke sini. Saya mahu belajar bahasa Arab di sini dan merancang mahu ke Mesir atau ke Islamic Center di Chicago selepas ini untuk belajar lebih banyak tentang Islam di sana. Kamu juga tahu, Timur Tengah kini tidak stabil dan saya masih ragu-ragu untuk ke Timur Tengah. Imam yang mengislamkan saya itu pernah memberitahu saya bahawa dahulunya dia belajar bahasa Arab dan agama Islam di Syria di sebuah universiti yang namanya An-Nur." jawabnya dengan reaksi yang kembali ceria sambil tersenyum.

"Oh dulu saya juga pernah belajar di Syria, dan universiti itu namanya Universiti Abu Nur." jawab saya.

"Oh benarkah? Ceritakan kepada saya tentang Syria... saya bertuah bertemu dengan kamu." tukasnya teruja dengan muka yang sangat gembira.

Sesampainya di sini perbualan kami mula bertukar topik kepada isu Syria dan pergolakan di Timur Tengah serta topik-topik lain yang sudah tiada kena-mengena dengan Gangnam. Saya juga bercerita sedikit sebanyak tentang latar belakang diri saya kepadanya sebagai membalas kisah hidupnya yang telah dia ceritakan kepada saya.

Lama juga kami bersembang sejak jam 9.00 malam tadi. Kira-kira jam 10.30 malam rakan gadis itu datang ke kawasan kedai tersebut dan gadis itu meminta izin untuk pergi. Dia membayar segala pesanan makanan saya dan memperkenalkan dirinya sebagai Sofiyyah dan rakannya bernama Nadiah. Katanya nama mereka berdua diberikan oleh imam yang mengislamkan mereka di bandar Seoul merangkap guru murabbi mereka di Korea Selatan. Saya pula beruntung kerana makan malam saya ada orang belanja.

Kedua-dua mereka pernah lahir sebagai manusia yang tidak pernah menganut sebarang agama di Korea namun kini Allah telah memuliakan mereka dengan agama Islam yang suci. Saya tidak tahu sejauh mana kebenaran cerita Sofiyyah tentang kisah yang berlaku kepada adiknya di Gangnam. Kebenaran kisah tersebut saya serahkannya bulat-bulat kepada Allah. Namun saya berminat untuk kongsikan kisah ini kepada para pembaca agar para pembaca dapat membuat penilaian sendiri. Kisah tersebut mungkin benar dan mungkin tidak benar. Namun, di sebalik kisah yang saya pindahkan daripada Sofiyyah ini, dapatlah kita mengetahui sesuatu dan menjadikannya sebagai pengajaran.

Apa yang saya suka kongsi satu iktibarnya ialah, saya melihat betapa Sofiyyah amat bersyukur dan menghargai nikmat Islam yang dikurniakan Allah kepadanya. Dia sanggup meninggalkan negerinya dan menjual segala hartanya demi mempelajari bahasa Arab di bumi Malaysia bagi memahami Al-Quran, malah dia bercita-cita untuk terus mengembara bagi mempelajari ilmu-ilmu Islam dan menjadi seorang pendakwah Muslimah di negara Korea untuk Islamkan lebih ramai penduduk Korea. Dia seorang yang amat berani, tabah dan cekal. Lihat saja, bagaimana dia seorang diri berani menyapa seorang lelaki asing seperti saya di awal kisah tadi. Apa yang saya lihat padanya, tiada sebarang ketakutan di dalam dirinya dan harapan hidupnya telah seratus-peratus diserahkan kepada Allah. Dia telah menjual seluruh jiwa dan raganya hanya kepada Allah semata-mata. Di sebalik kekuatan dirinya sekarang, saya juga yakin di belakangnya ada seorang murabbi mursyid yang hebat, iaitu sang imam yang telah mengislamkannya. Biasanya di sebalik orang-orang yang hebat, di belakang mereka sudah tentu ada para pendidik yang jauh lebih hebat lagi. Di dalam hati saya berkata sudah tentu peribadi sang imam itu lebih hebat lagi kerana berjaya membaiki diri Sofiyyah menjadi lebih kuat sepertimana sekarang. Ia bukanlah sesuatu yang mudah untuk memulihkan, mendidik dan membangunkan jiwa manusia yang sudah rosak teruk seperti Sofiyyah dan menjadikannya seorang srikandi yang gagah perkasa jiwanya.

Sepanjang berjalan kaki pulang ke rumah, saya banyak tertanya-tanya di dalam hati betapa kita ini begitu leka dan tidak bersyukur dengan nikmat beragama Islam yang telah Allah anugerahkan kepada kita sejak kita dilahirkan ke alam dunia.

Di dalam hati saya sepanjang pulang, "Allahu Rabbi.... alhmdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah." Sambil kaki saya sekali-sekala menyepak batu-batu kecil di jalanan dan kedua-dua tangan dimasukkan ke dalam poket jubah putih kiri dan kanan seraya muka menunduk ke arah tanah...

Sehingga saat ini saya masih tetap berfikir sendirian, kisah Sofiyyah ini ialah apa yang saya dengar berlaku di negara Korea yang maju.. bagaimana pula dengan kisah-kisah gelap seperti kisah gadis-gadis Melayu Islam yang menjadi pelacur kelas atasan di negara kita. Sudah tentu banyak juga kisah-kisah gelap yang tidak pernah kita dengar tentang mereka. Sebelum ini saya pernah juga mendengar mengenai kisah-kisah kongsi gelap di negara kita yang dilindungi oleh orang-orang besar.

Allahu Allah, betapa teruknya manusia menjadi hamba wang dan kuasa pada zaman ini... Ya Allah, selamatkanlah kami di dunia dan di akhirat...


[Kisah benar ini selesai ditulis semula pada: hari Ahad, 07 Oktober 2012, 10.55 AM]



Mohamad Sidik Ada sahabat yang bertanya saya di inbox mengenai kesahihan kisah ini. Kisah pertemuan saya dgn Sofiyyah di atas adalah benar.. namun kesahihan cerita beliau wallahu a'lam. Allah lebih tahu.. saya hanya meriwayatkannya sahaja.. sebab itulah ia kali pertama saya bertemu dengannya.. namun peribadinya membuatkan saya juga hampir percaya walaupun masih banyak persoalan bermain2 dalam fikiran..

Pada awalnya saya sendiri ragu-ragu untuk berkongsikan kisah ini kepada umum kerana selepas pertemuan dengan Sofiyyah pada malam kelmarin, akal saya laju berfikir tanpa henti akan kebenaran kisah yang dia ceritakan sebagaimana di atas.. Namun semacam ada dorongan dan desakan kuat dari dalam diri saya untuk tulis semula kisah ini dan kongsikan ia dengan semua orang. Saya pun tak tahu apa yang mendorong saya untuk mula menaip semula kisah ini sejak dari selepas solat Subuh semalam hinggalah selesai saya muat naik ia ke dalam nota di atas.. walau apapun, andainya kisah di atas benar2 berlaku, lambat-laun pasti masyarakat dunia akan tahu juga dan suatu hari nanti pasti ia akan terpampang di dada akhbar-akhbar kerana bangkai gajah yang sangat busuk tidak dapat disembunyikan... pastilah akan ada pejuang2 kebenaran sama ada dari kalangan wartawan atau pihak polis atau Sofiyyah sendiri akan mendedahkannya kembali kepada masyarakat umum di masa hadapan. Malah daripada perbualan dengan Sofiyyah malam semalam, saya dapati menurut maklumatnya pihak polis masih terus menjalankan siasatan... kita tunggu dan lihat sahaja apa kesudahannya. Pasti ada kesudahannya kelak. Allah pasti akan tunjukkan kebenarannya dan kisah-kisah yang benar itu pasti akan memberi impak yang benar juga kepada para pembacanya.

Wallahu a'lam, kita serahkan saja kepada Allah yang Maha Tahu..


kredit asal :  https://www.facebook.com/notes/mohamad-sidik/kisah-benar-secebis-cerita-duka-dari-gangnam/453937114659078

Tuesday, December 4, 2012

MURSI, GAZA DAN AMERIKA SYARIKAT

Ketamadunan Mesir, lebih dari puluhan dekad lalu telah lama hancur sejak Muhammad Ali Pasha menjadi gabenornya di sana, iaitu ketika detik penguasaan Empayar Uthmaniyyah hampir jatuh. Semua sendi kehidupan masyarakat Arab Mesir ketika itu menuju keruntuhan apabila "kiblat politik" mereka beralih ke negara-negara Eropah untuk di"sekular"kan. Rifaat Ath-Thahthawi, Luthfi Al-Munfaluthi adalah antara tokoh-tokoh liberalisme yang terhasil dari projek pem"barat"an tersebut.

Jika bukan kerana rahmat Allah yang mengekalkan mercu keilmuan Al-Azhar As-Syarif, nescaya masyarakat Mesir hilang pedoman mencari solusi keterperukan mereka. Mercu tersebut membezakan kebangkitan "Arab Spring" dengan negara-negara Arab yang lain yang ditohori dengan semangat dan iman, bukannya dengan perasaan dan nafsu.

Apabila Muhammad Mursi (Presiden pasca-revolusi) ditaqdirkan mentadbir negara setelah begitu lama ralit ditindas "telunjuk Barat", yakni ketika era rejim Mubarak, maka tugas berat menanti Mursi untuk membangunkan semula negara Mesir dari sudut ekonomi, kemajuan sosial dan pendidikannya. Ia adalah hal yang sewajarnya disedari, negara Mesir tempang di tengah-tengah hiruk-pikuk dunia Arab selama 30 tahun lamanya sejak rejim Mubarak memerintah.

Sekalipun Mubarak tewas ditangan rakyatnya, kekuatan rejim masih lagi berbisa di tampuk lembaga pemerintahan negara, dan akan terus meributkan kestabilan pemerintahan Mursi jika ia tidak ditangani. Dalam keadaan negara yang masih menongkat bangunnya, sangat sukar membereskan Mesir dari cengkaman "fulul" (mantan rejim Mubarak) yang rakus mengintai peluang menamatkan pengaruh Mursi di dunia politik asia barat.

Pada 22 November 2012, Presiden Mursi telah mengumumkan sebuah keputusan yang mengejutkan rakyatnya dengan pengisytiharan konstitusi (sistem) yang memberikan kekebalan kepada seluruh keputusan-keputusan politiknya. Akibatnya beliau mendapat penentangan keras oleh musuh-musuhnya yang terdiri dari pelbagai aliran sekular yang mendakwa Mursi memonopoli proses menggubal draf piagam undang-undang negara. Sedangkan pengumuman Mursi itu bersifat sementara sahaja dan terhad kepada ‘isu-isu berhubung kedaulatan negara’.
Namun, para pendemonstran terus merusuh yang sebenarnya di balik gerakan tersebut terdapat kepentingan pihak-pihak sekuler, liberal, nasionalis dan "fulul", termasuklah juga campur tangan agenda Amerika dan Israel untuk menggoncang stabiliti politik Mesir. Hal ini disahkan dengan satu maklumat yang disampaikan oleh Badan Perisikan Mesir bahawa terdapat satu perjumpaan sulit antara Hamdin Sobahi, Tihani Gabali (Hakim Mahkamah Tinggi Perlembagaan), Ahmed Az-Zindi (Presiden Kelab Hakim Mesir) dan Ahmed Shafiq (seteru politik Mursi yang tewas di dalam calon presiden pilihan).

Pertemuan rahsia ini berlangsung di rumah Murtadha Mansour, seorang peguam dan orang kanan Mubarak yang merancang supaya hakim-hakim tersebut membuat tiga keputusan berikut :
  1. Membubarkan Dewan Senat (Syura).
  2. Membubarkan Panel Penggubal Perlembagaan negara.
  3. Membatalkan Undang-Undang yang diumumkan oleh Mursi, sekali gus beliau akan dipecat daripada jawatan presidennya atas hujah beliau tidak menghormati perlembagaan yang beliau angkat sumpah pada awal pelantikan dalam lafaz angkat sumpah.
Apabila laporan perisikan ini sampai ke pengetahuan Mursi, atas kebijakannya beliau memintas terlebih dahulu tindakan jahat dalang konflik tersebut dengan keputusan seperti di bawah ini :
  • Memutuskan semua kes mahkamah berkaitan pembunuhan penunjuk perasaan dibicarakan semula. Ini kerana sehingga ke hari ini semua kes yang dibicarakan menyaksikan tertuduh dibebaskan oleh mahkamah ekoran pendakwaan yang dikemukakan terlalu lemah dari sudut bukti.
Di sini ada sisi positif dalam konstitusi yang diumumkan oleh Mursi ini yang tidak boleh diabaikan, kerana tindakan Mursi sebenarnya bersesuaian dengan tuntutan rakyat untuk mengadili para kroni rejim sebelumnya yang telah dibebaskan oleh pengadilan dengan alasan tiada bukti-bukti pembabitan mereka. Khususnya kepada para pegawai tertinggi kerajaan yang memberikan perintah menembak rakyat yang berhimpun di Tahrir Square (Dataran Tahrin) di saat pemerintahan rejim Mubarak digulingkan. Kira-kira 850 penunjuk perasaan terbunuh semasa pemberontakan, manakala beratus-ratus lagi meninggal dunia sejak peristiwa itu.
  • Bahawa semua keputusan dan undang-undang yang dikeluarkan oleh Presiden adalah muktamad dan automatik terlaksana serta tidak boleh dibantah. Hal ini merangkumi kes pembubaran Dewan Rakyat, Dewan Senat dan Jawatankuasa Pindaan Perlembagaan.
Keputusan yang kedua (2) inilah yang mencetuskan kebangkitan golongan sekular mengadakan demonstrasi di Dataran Tahrir, lantas mendakwa Mursi bertindak seperti diktator. Draf inilah yang mendorong El-Barada'ie, bekas ketua pemantau nuklear Pertubuhan Bangsa-bangsa Bersatu (PBB) menuduh Presiden Mursi sebagai "Firaun Moden" dalam reaksi pertamanya ketika konstitusi Mursi diumumkan.

Langkah-langkah yang diambil oleh Mursi sebenarnya adalah bersifat sementara, bukan bertujuan untuk menumpukan kuasa, tetapi untuk menyerahkannya kepada parlimen yang dipilih secara demokratik, memelihara kesaksamaan badan kehakiman serta mengelakkannya daripada di"politik"kan.
  • Bahawa bagi Presiden Republik apabila terdapat anasir yang mengancam ketohoran Revolusi 25 Januari atau kehidupan rakyat atau kesatuan negara atau keselamatan tanah air atau merosakkan institusi negara dari meneruskan tanggungjawabnya, maka Presiden perlu mengambil langkah-langkah yang sepatutnya bagi berhadapan ancaman ini berdasarkan lunas undang-undang.

  • Melanjutkan tempoh bagi Jawatankuasa Pindaan Perlembagaan dari 6 bulan kepada 8 bulan (dilanjutkan selama 2 bulan) dan tidak boleh mana-mana pihak membubarkan Dewan Senat atau Jawatankuasa Pindaan Perlembagaan. Ini bagi mengelakkan Mahkamah Tinggi Perlembagaan membubarkan dua institusi milik rakyat ini seperti yang dilakukan kepada Dewan Rakyat yang telah dibubarkan.
  • Presiden berhak melantik Peguam Negara daripada kalangan anggota badan kehakiman selama 4 tahun, yang dikira bermula dari tarikh perkhidmatannya dan meletakkan syarat umurnya tidak kurang 40 tahun dan ia berkuat kuasa kepada Peguam Negara yang baharu.

  • Mursi melantik Tala'at Ibrahim Muhammad Abdullah sebagai Peguam Negara yang baharu menggantikan Abdul Majid Mahmoud selama 4 tahun.
Khabar yang terbaharu, Tala'at Ibrahim berkata, "Pengadilan mahkamah terhadap mangsa revolusi akan ditubuhkan yang mana Mubarak, anak-anaknya dan ketua-ketua keselamatan akan dibicarakan semula jika terdapat bukti baru."
Sebelum ini  Mubarak dan bekas Menteri Dalam Negaranya telah dihukum penjara seumur hidup atas pembunuhan penunjuk perasaan dalam kebangkitan "Arab Spring" tahun lepas, tetapi enam ketua keselamatan telah dibebaskan dalam kes yang sama, dan hal ini mencetuskan kemarahan di seluruh negara.
Bagaimanapun kehebatan Unit Perisikan Mesir ini yang memecahkan maklumat sulit untuk menjatuhkan Presiden Mursi ini wajar diberikan pujian kerana berhasil mengagalkan perancangan jahat dalang perancangan menjatuhkan Mursi. Dan ini bermakna, suatu konspirasi halus lagi licik telah berjalan untuk menjatuhkan Mursi supaya pihak-pihak yang berkiblat kepada Israel dan Barat terutamanya Amerika Syarikat dapat merampas kembali kuasa dengan bantuan institusi kehakiman dan tentera Mesir.

Jika Mursi jatuh ini bermakna Israel akan lebih mudah bergerak kerana Mesir adalah penghalang kepada segala tindakan Israel ke atas Gaza sekarang. Apabila Mursi melonggarkan pembukaan pintu sempadan Rafah sebenarnya ia mengemukakan masalah kepada usaha Tel Aviv menguasai Palestin. Kita tidak pasti sejauh manakah pihak tentera mengambil kesempatan daripada demonstrasi ini bagi mengeruhkan keadaan dan memporak-perandakan situasi supaya pihak tentera boleh mengisytiharkan darurat dan menguasai Mesir semula.

Persoalan kini yang timbul, adakah rakyat Mesir faham perancangan kudeta terhadap Mursi ini dianggotai bukan sahaja seteru di dalam negara tetapi juga seteru di luar negara mereka?

Mesir, dalam kondisi yang rencam ini memerlukan segala kebijaksanaan dan orang-orang yang bijaksana untuk menghindari pelbagai konspirasi yang dipintal untuk mengembalikannya ke ribaan Amerika dan sekutunya Israel. Inilah yang diinginkan oleh Amerika dan Israel untuk menguburkan kejayaan revolusi Mesir. Kerana negara-negara Barat 'tidak redha' membiarkan Mursi atau gerakan induknya, Ikhwanul Muslimin berkuasa di Mesir meskipun pemilihan presiden pasca-revolusi rakyat dilakukan dengan cara paling 'demokratik'.

Hal ini mengingatkan lagi kepada kemenangan Hamas di dalam pilihanraya pada tahun 2006, namun Amerika Syarikat dan sekutunya tidak mengakui dan memilih bonekanya, Mahmoud Abbas.

Hal ini juga mengingatkan apa yang pernah berlaku kepada FIS di Algeria pada tahun 1991, di mana Amerika Syarikat turut menjadi dalang untuk menggagalkan kemenangan parti Islam itu.

Dalam soal Gaza misalnya, Mursi secara terbuka menyatakan dukungan kepada rakyat Gaza dan gerakan Hamas. Ketika Israel membungkam Gaza dengan bedilan bom pada minggu lalu, Mursi mengecam Israel sebagai negara yang biadab dan menyatakan, "Cairo will not leave Gaza on its own. Egypt today is not the Egypt of yesterday, and Arabs today are not the Arabs of yesterday."

Israel semakin sakit jiwa apabila Mursi berjanji akan membuka perbatasan Gaza 24 jam. Mursi memang menjadi harapan besar rakyat Mesir agar dapat berperanan besar dalam perjuangan membebaskan Gaza. Ketika beliau baharu menjawat jawatan presiden, para pendukungnya menyatakan, "Tomorrow Mursy will liberate Gaza. Yes, we will either pray in Jerusalem or we will be martyred there."

Malah dalam kempen-kempen pidoto Mursi juga sebelum ini beliau sering berjanji untuk membebaskan Gaza. Tentunya keinginan dan cita-cita Ikhwanul Muslimin dengan presidennya, Muhammad Mursi itu memomokkan lena panjang "kuasa besar dunia", Amerika. Meskipun Hillary Clinton beberapa hari lalu datang ke Mesir untuk berunding bersama Mursi tentang keamanan Palestin dan Israel, tetapi sikap kedua-dua pemimpin itu jelas berbeza.
Hillary Clinton dalam konferensi medianya pada 20 November 2012 lalu, bersama PM Israel Netanyahu di Jerussalem menyatakan, "...President Obama asked me to come to Israel with a very clear message; America’s commitment to Israel’s security is rock solid and unwavering. That is why we believe it is essential to de-escalate the situation in Gaza. The rocket attacks from terrorist organizations inside Gaza on Israeli cities and towns must end and a broader calm restored. The goal must be a durable outcome that promotes regional stability and advances the security and legitimate aspirations of Israelis and Palestinians alike."

Perhatikan bicara Hillary, menurutnya Hamas yang memimpin pemerintahan Gaza saat ini masih didakwa sebagai parti dokongan rakyat yang tidak sah dan juga sebuah organisasi "teroris". Kerana itu Hillary tidak segan-segan menyatakan bahawa komitmen pemerintah Amerika untuk keamanan Israel adalah solid dan tidak berubah.

Di sinilah nampaknya kemungkinan besar adanya konspirasi Amerika mendukung tokoh-tokoh atau aktivis sekuler-liberal secara "diam-diam" cuba menjatuhkan Presiden Mursi.

Semoga Allah membantu Presiden Mursi, dan menggagalkan perancangan seteru politiknya.

 http://www.tarbawi.my/index.php/en/inspirasi/isu-ummah/332-mursi-gaza-dan-amerika-syarikat

Sunday, December 2, 2012

170 syahid semasa 8 hari serangan Israel


GAZA: 800 rumah musnah samasekali, 170  syahid, 300 yang cedera parah, 1000  yang cedera rengan, 5000 kediaman yang rosak manakala 50,000 keluarga kini menjadi miskin tegar.

Itulah apa yang diperolehi Majlis Perunding Islam Malaysia (Mapim) dalam tinjauan mereka ke Gaza.

Misi tinjauan dan mencari fakta  MAPIM ke Gaza memutuskan bahawa keperluan utama yang mendesak sekarang di Gaza ialah rumah orang awam yang separuh musnah dan yang musnah samasekali sejak peperangan 8 hari (14-22 hb November 2012) yang lalu.

Dalam tinjauan MAPIM di Gaza bermula sejak perang bermula apabila wakil MAPIM, Sany Araby, telah dapat masuk menyaksikan sendiri perang tersebut.

Misi kedua seramai lima orang yang diketuai Cikgu Azmi Abdul Hamid, Setiausaha Agong Mapim kini berada di Gaza meneruskan tinjauan selanjutnya.

Menurut Setiausaha Agong Mapim, Mohd Azmi Abdul Hamid, Mapim sedang mengerakkan usaha untuk memberi keutamaan yang mendesak mengikut keperluan dan  telah menjalin kerjasama dengan Majlis NGO Pembangunan Gaza untuk memastikan bantuan kemanusiaan sampai kepada mangsa.

Kordinasi juga telah diperolehi dengan pejabat OIC di Gaza yang sedang giat mengemaskini data dan maklumat terkini mengenai keperluan Gaza.

Mapim, katanya, membawa bantuan kemanusiaan berbentuk makanan dan ubatan bernilai RM 200,000.

Delegasi Mapim yang sempat meninjau masjid yang telah dibina oleh Mapim di daerah Beit Hanoun.

Cikgu Azmi menyatakan kesyukuran masjid tersebut tidak terjejas.

Sebuah masjid lagi yang sedang dibangunkan oleh Mapim iaitu Masjid Umar Abdul Aziz sedang berjalan lancar yang dijangka siap Mei 2013.

Program tinjauan telah dapat menemukan Cikgu Azmi dengan Ismail Haniyeh Perdana Menteri Gaza serta Dr Mulfid Menteri Kesihatan Gaza.

Dalam pertemuan tersebut PM Gaza tersebut menyatakan kekagumannya terhadap kegigihan NGO Malaysia yang tidak henti-henti meneruskan bantuan kepada Gaza.

Beliau sangat menghargai kesungguhan rakyat Malaysia dan menyatakan bahawa kemenangan Gaza adalah kemenangan Ummah.

Dalam tinjuan selepas gencatan senjata 23 hb Novemebr yang lalu  ini keadaan di Gaza kelihatan tenang dan masyarakat menjalani kehidupan seharian seperti biasa.

Gencatan senjata yang telah dimeterai membolehkan nelayan pergi ke laut sejauh 6 batu nautikal berbanding 3 batu nautikal sebelum ini.

Mapim sedang menyusun usaha yang lebih besar untuk menghubungkan pelbagai pihak di Malaysia dengan Gaza dalam pelbagai sektor dalam rangka  mengusahakan proses pemulihan Gaza dengan secepat mungkin.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...